Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Prospek Usaha Air Isi Ulang Posted on 24 May 2011. INFO SINGKAT USAHA Lokasi yang cocok: Dalam kompleks perumahan, perkampungan di kota, pinggir jalan besar. Biaya yang dibutuhkan: Tergolong sedang Tingkat keuntungan: Relatif kecil namun tetap menguntungkan, tergantung volume penjualan. Kunci sukses: Tambahan layanan, kreativitas ide olahan Usaha lain yang masih cukup prospektif untuk dilakukan di rumah sebenarnya masih banyak sekali. Tapi, bagi anda sebagai seorang pensiunan, saya sarankan untuk memilih jenis usaha yang tergolong aman. Dalam artian, bukannya nihil risiko, tapi setidaknya kalau memilih usaha carilah yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Salah satu usaha yang cukup menarik untuk diterjuni adalah usaha di bidang minuman. Ya, sebab, setiap hari orang butuh minum kan? Itulah mengapa usaha ini sebenarnya tak ada habisnya. Belakangan, sempat ada tren usaha pengisian air isi ulang. Air galon bekas Aqua atau merek lain diisi dengan air isi ulang dengan biaya yang jauh lebih murah daripada membeli isi ulang sesuai mereknya. Memang, belakangan kecenderungannya menurun karena pemegang merek aslinya menurunkan harga per galon. Tapi, bukan berarti peluang ini tertutup sama sekali. Justru, dengan sejumlah kreativitas dan pelayanan yang memadai, usaha air isi ulang ini masih terbuka peluangnya. Apa yang perlu dipersiapkan untuk usaha ini? - Yang pertama disiapkan adalah pengadaan alat untuk pengisian ulang. Alat seperti ini sekarang bisa dengan mudah didapatkan di pasaran. Kalau anda rajin melihat iklan baris di surat kabar, atau sering membeli media yang banyak membahas mengenai usaha kecil, iklan alat-alat seperti ini mudah dijumpai. Harganya sangat beraneka. Ada yang mulai dari ukuran kecil untuk kebutuhan rumah tangga, hingga yang ukuran besar untuk keperluan usaha. Yang untuk keperluan usaha biasanya harganya mulai sekitar Rp15 jutaan. Jumlah itu sudah termasuk dengan aneka macam peranti penunjang. Selain itu, ada juga yang ditawarkan dengan sistem kerjasama. Dengan cara ini anda akan mendapat pasokan air dari mobil tangki. Meski biasanya lebih mahal piranti- 44 nya, air yang diproduksi cenderung lebih segar karena langsung didatangkan dari sumber mata air. - Jangan lupakan juga menyiapkan tempat untuk menaruh alat pemroduksi air. Biasanya, alat-alat ini tak butuh ruangan terlalu besar. Bahkan, cukup dengan memanfaatkan teras rumah anda sehingga tidak perlu keluar biaya sewa. Untuk menyiapkan tempat yang berukuran sekitar 2 x 2,5 meter persegi, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp1,5 jutaan. Usahakan anda benar-benar membuat lokasi anda terlihat dari jalan sehingga dapat diketahui orang. Hal ini sekaligus sebagai sarana promosi usaha. - Untuk menjamin agar air isi ulang itu terjaga mutu, higienitas, dan kualitas airnya, cari alat yang sudah teruji secara klinis. Badan penguji yang biasa mengeluarkan sertifikasi kelayakan itu adalah Sucofindo dan departemen kesehatan. Ada baiknya sebelum membeli alat ini anda bertanya apakah si penjual alatnya sudah teruji. Kalau sudah teruji dan ada sertifikatnya, anda tak perlu ragu lagi untuk memulai usaha air isi ulang dengan alat itu. Hal ini perlu karena belakangan sering muncul isu bahwa air isi ulang seperti ini masih mengandung bakteri yang membahayakan. Karena itu, jika anda nanti sudah membuka usaha ini, jangan lupa pula membuat spanduk bahwa produk air isi ulang anda sudah teruji dan terstandar sesuai kebutuhan kesehatan sehingga layak diminum. - Bagaimana dengan biaya operasional usaha ini? Alat yang dipergunakan biasanya tidak terlalu membutuhkan daya listrik yang terlalu besar. Selain itu, jika anda membeli di perusahaan yang punya jaringan kuat, ongkos perawatan biasanya sudah termasuk dalam paket, misalnya sampai 1 tahun. Dengan begitu, anda tidak perlu terlalu pusing memikirkan biaya operasional perawatan. Kemudian untuk operasional pegawai, saya rasa juga bisa diminimalisir karena anda bisa menjaga konter air isi ulang ini sendirian. - Mengingat usaha ini sempat menjadi tren dan sudah mengalami kecenderungan penurunan, anda juga perlu untuk melakukan survei kecil tentang usaha ini di sekitar rumah anda. Apakah sudah ada usaha sejenis sebelumnya, apakah pasar masih membutuhkan. Siapa pasar yang anda bidik: apakah pembeli dari rumah tangga, industri kecil, warung makan, atau lainnya. Dengan begitu, anda bisa tahu betul kira-kira bagaimana prospek usaha ini di sekitar anda. - Lantas, bagaimana kalau berdasar survei usaha ini ternyata sudah banyak pesaingnya? Nah, anda perlu melakukan upaya memberi nilai tambah pada usaha ini. Bagaimana caranya? Banyak. Misalnya lakukan inovasi pemasaran. Dengan sistem delivery anda bisa memperoleh keuntungan tambahan. Kalau harganya per galon Rp2.500, dengan diantar jadi Rp3.000. Atau, jika memang itu sudah jadi komitmen pelayanan, bisa saja anda memberi jasa antar gratis, khusus lingkungan perumahan radius maksimal 2 kilometer. Jasa antar gratis ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. • Kemudian, yang tak kalah pentingnya adalah menghitung perkiraan pendapatan dari usaha ini. Kita asumsikan per galon dijual dengan harga Rp3.000. Dari jumlah itu, rata-rata keuntungan bersih yang didapat sekitar Rp1.000 — Rp1.500an. Dalam sehari, kita asumsikan rata-rata kita menjual 50 galon, maka keuntungannya sekitar Rp50 ribuan. Bersih dalam sebulan kira-kira anda bisa memperoleh uang senilai Rp1,5 juta. Lumayan buat menambah penghasilan di masa tua, bukan? Apalagi dibandingkan jika kita hanya mengendapkan uang pesangon di bank. Bunga bank barangkali jauh lebih kecil dari jumlah itu. Untuk karyawan, jika bisa dikerjakan dan ditunggui sendiri, tak perlu memakai karyawan dahulu. Cukup dipercayakan kepada anggota keluarga. Apalagi, pengoperasiannya cenderung mudah. CATATAN : - Masih belum puas dengan hasil yang dicapai? Kalau iya, mulailah berinovasi. Misalnya, dengan membuat kemasan air isi ulang dengan rasa tertentu. Memang akan memakan biaya pembuatan yang sedikit lebih mahal, karena anda harus membuat kemasan yang cukup menjual. Apalagi, jika kemudian anda akan memberi merek, misalnya diisi dengan air jeruk atau rasa strawberry. Tapi, sepanjang hal ini bisa menguntungkan, mengapa tidak dicoba? - Usaha seperti air isi ulang ini mungkin suatu saat akan jenuh. Apalagi jika sudah banyak pesaing. Untuk itu, buatlah kiat jitu penjualan, misalnya dengan promo antar gratis tadi, atau bahkan bisa juga penjualan dengan sistem bayar bulanan. Selain itu, anda juga bisa bekerjasama dengan instansi tertentu, kantor, atau bahkan sekolah untuk bisa rutin menjadi penyedia minuman dalam botol galon. Pustaka Peluang Usaha untuk Pensiunan Oleh Agoeng Widyatmoko

Prospek Usaha Air Isi Ulang

INFO SINGKAT USAHA
Lokasi yang cocok: Dalam kompleks perumahan, perkampungan di kota, pinggir jalan besar.
Biaya yang dibutuhkan: Tergolong sedang
Tingkat keuntungan: Relatif kecil namun tetap menguntungkan, tergantung volume penjualan.
Kunci sukses: Tambahan layanan, kreativitas ide olahan

Usaha lain yang masih cukup prospektif untuk dilakukan di rumah sebenarnya masih banyak sekali. Tapi, bagi anda sebagai seorang pensiunan, saya sarankan untuk memilih jenis usaha yang tergolong aman. Dalam artian, bukannya nihil risiko, tapi setidaknya kalau memilih usaha carilah yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.
Salah satu usaha yang cukup menarik untuk diterjuni adalah usaha di bidang minuman. Ya, sebab, setiap hari orang butuh minum kan? Itulah mengapa usaha ini sebenarnya tak ada habisnya. Belakangan, sempat ada tren usaha pengisian air isi ulang. Air galon bekas Aqua atau merek lain diisi dengan air isi ulang dengan biaya yang jauh lebih murah daripada membeli isi ulang sesuai mereknya. Memang, belakangan kecenderungannya menurun karena pemegang merek aslinya menurunkan harga per galon. Tapi, bukan berarti peluang ini tertutup sama sekali. Justru, dengan sejumlah kreativitas dan pelayanan yang memadai, usaha air isi ulang ini masih terbuka peluangnya.
Apa yang perlu dipersiapkan untuk usaha ini?
- Yang pertama disiapkan adalah pengadaan alat untuk pengisian ulang. Alat seperti ini sekarang bisa dengan mudah didapatkan di pasaran. Kalau anda rajin melihat iklan baris di surat kabar, atau sering membeli media yang banyak membahas mengenai usaha kecil, iklan alat-alat seperti ini mudah dijumpai. Harganya sangat beraneka. Ada yang mulai dari ukuran kecil untuk kebutuhan rumah tangga, hingga yang ukuran besar untuk keperluan usaha. Yang untuk keperluan usaha biasanya harganya mulai sekitar Rp15 jutaan. Jumlah itu sudah termasuk dengan aneka macam peranti penunjang. Selain itu, ada juga yang ditawarkan dengan sistem kerjasama. Dengan cara ini anda akan mendapat pasokan air dari mobil tangki. Meski biasanya lebih mahal piranti- 44 nya, air yang diproduksi cenderung lebih segar karena langsung didatangkan dari sumber mata air.

- Jangan lupakan juga menyiapkan tempat untuk menaruh alat pemroduksi air. Biasanya, alat-alat ini tak butuh ruangan terlalu besar. Bahkan, cukup dengan memanfaatkan teras rumah anda sehingga tidak perlu keluar biaya sewa. Untuk menyiapkan tempat yang berukuran sekitar 2 x 2,5 meter persegi, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp1,5 jutaan. Usahakan anda benar-benar membuat lokasi anda terlihat dari jalan sehingga dapat diketahui orang. Hal ini sekaligus sebagai sarana promosi usaha.
- Untuk menjamin agar air isi ulang itu terjaga mutu, higienitas, dan kualitas airnya, cari alat yang sudah teruji secara klinis. Badan penguji yang biasa mengeluarkan sertifikasi kelayakan itu adalah Sucofindo dan departemen kesehatan. Ada baiknya sebelum membeli alat ini anda bertanya apakah si penjual alatnya sudah teruji. Kalau sudah teruji dan ada sertifikatnya, anda tak perlu ragu lagi untuk memulai usaha air isi ulang dengan alat itu. Hal ini perlu karena belakangan sering muncul isu bahwa air isi ulang seperti ini masih mengandung bakteri yang membahayakan. Karena itu, jika anda nanti sudah membuka usaha ini, jangan lupa pula membuat spanduk bahwa produk air isi ulang anda sudah teruji dan terstandar sesuai kebutuhan kesehatan sehingga layak diminum.
- Bagaimana dengan biaya operasional usaha ini? Alat yang dipergunakan biasanya tidak terlalu membutuhkan daya listrik yang terlalu besar. Selain itu, jika anda membeli di perusahaan yang punya jaringan kuat, ongkos perawatan biasanya sudah termasuk dalam paket, misalnya sampai 1 tahun. Dengan begitu, anda tidak perlu terlalu pusing memikirkan biaya operasional perawatan. Kemudian untuk operasional pegawai, saya rasa juga bisa diminimalisir karena anda bisa menjaga konter air isi ulang ini sendirian.
- Mengingat usaha ini sempat menjadi tren dan sudah mengalami kecenderungan penurunan, anda juga perlu untuk melakukan survei kecil tentang usaha ini di sekitar rumah anda. Apakah sudah ada usaha sejenis sebelumnya, apakah pasar masih membutuhkan. Siapa pasar yang anda bidik: apakah pembeli dari rumah tangga, industri kecil, warung makan, atau lainnya. Dengan begitu, anda bisa tahu betul kira-kira bagaimana prospek usaha ini di sekitar anda.
- Lantas, bagaimana kalau berdasar survei usaha ini ternyata sudah banyak pesaingnya? Nah, anda perlu melakukan upaya memberi nilai tambah pada usaha ini. Bagaimana caranya? Banyak. Misalnya lakukan inovasi pemasaran. Dengan sistem delivery anda bisa memperoleh keuntungan tambahan. Kalau harganya per galon Rp2.500, dengan diantar jadi Rp3.000. Atau, jika memang itu sudah jadi komitmen pelayanan, bisa saja anda memberi jasa antar gratis, khusus lingkungan perumahan radius maksimal 2 kilometer. Jasa antar gratis ini bisa menjadi daya tarik tersendiri.
• Kemudian, yang tak kalah pentingnya adalah menghitung perkiraan pendapatan dari usaha ini. Kita asumsikan per galon dijual dengan harga Rp3.000. Dari jumlah itu, rata-rata keuntungan bersih yang didapat sekitar Rp1.000 — Rp1.500an. Dalam sehari, kita asumsikan rata-rata kita menjual 50 galon, maka keuntungannya sekitar Rp50 ribuan. Bersih dalam sebulan kira-kira anda bisa memperoleh uang senilai Rp1,5 juta. Lumayan buat menambah penghasilan di masa tua, bukan? Apalagi dibandingkan jika kita hanya mengendapkan uang pesangon di bank. Bunga bank barangkali jauh lebih kecil dari jumlah itu.
Untuk karyawan, jika bisa dikerjakan dan ditunggui sendiri, tak perlu memakai karyawan dahulu. Cukup dipercayakan kepada anggota keluarga. Apalagi, pengoperasiannya cenderung mudah.
CATATAN :
- Masih belum puas dengan hasil yang dicapai? Kalau iya, mulailah berinovasi. Misalnya, dengan membuat kemasan air isi ulang dengan rasa tertentu. Memang akan memakan biaya pembuatan yang sedikit lebih mahal, karena anda harus membuat kemasan yang cukup menjual. Apalagi, jika kemudian anda akan memberi merek, misalnya diisi dengan air jeruk atau rasa strawberry. Tapi, sepanjang hal ini bisa menguntungkan, mengapa tidak dicoba?

- Usaha seperti air isi ulang ini mungkin suatu saat akan jenuh. Apalagi jika sudah banyak pesaing. Untuk itu, buatlah kiat jitu penjualan, misalnya dengan promo antar gratis tadi, atau bahkan bisa juga penjualan dengan sistem bayar bulanan. Selain itu, anda juga bisa bekerjasama dengan instansi tertentu, kantor, atau bahkan sekolah untuk bisa rutin menjadi penyedia minuman dalam botol galon.
Pustaka
Peluang Usaha untuk Pensiunan Oleh Agoeng Widyatmoko

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengatur Uang Saku Pada Anak

Mengatur Uang Saku Pada Anak

Bagaimana caranya mengatur uang saku untuk anak? Mana yang lebih baik; harian, atau bulanan? Berapa besarnya uang saku yang ideal?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu seringkali mengemuka ketika kita membahas masalah uang dan anak-anak. Dan ternyata setiap keluarga memiliki kebijakan yang berbeda-beda mengenai hal ini.
Sebagaimana pendidikan anak pada umumnya, ada tahapan-tahapan datam memberikan uang saku pada anak dilihat dari kesiapannya dalam mengelola uang sendiri. Batasan usia sebetulnya tidaklah baku, kesiapan anak yang lebih menentukan.
Tahapan pemberian uang saku pada anak:
1. Usia pra-sekolah. Anak usia ini sebaiknya tidak dibiarkan memegang uang sendiri. Berikan ia uang hanya ketika ia membutuhkan sesuatu untuk dibeti. Anda bisa membelikan untuknya, atau biarkan ia sendiri yang memegang dan memberikan uangnya sebagai sarana pembelajaran.
2. Usia TK. Anak usia TK biasanya sudah mulai bisa menghitung, ia sudah bisa diperbolehkan memegang sendiri uang sakunya selama sekolah. Dengan uang, orangtua bahkan bisa mengajarkan anak untuk berhitung tebih mudah daripada dengan angka-angka yang hanya bayangan saja di papan tulis. Namun di usia ini, ia belum bisa diminta untuk mengerti mengenai batasan uang saku. Ia hanya bisa diminta uang memang uangnya pada saat di sekotah saja. Di rumah nanti, biasanya ia bisa minta jajan lagi.
3. Usia SD awal. Mulai jenjang SD seharusnya ia sudah bisa berhitung dengan baik, sampai pada pecahan uang yang lebih besar. Pada saat ini kita sudah bisa mulai memberikan uang saku harian. Bukan hanya untuk sekolahnya saja, tapi juga untuk jajannya di rumah sepulang sekolah. Pada tahap ini kita sudah mulai bisa memberikan pemahaman mengenai anggaran harian. Minta anak untuk berhitung sebelum ia memutuskan untuk jajan. Sedapat mungkin batasi uang saku anak dan jangan biarkan ia meminta lagi jika uangnya sudah habis.
Program menabung dengan celengan juga sudah bisa dimulai pada usia ini. Ingat, ajarkan ia untuk mengisi celengannya sebelum berangkat sekolah. Bukan sepulangnya dari sekotah. Hal ini untuk mengajarkan paradigma menabung yang benar, bahwa menabung bukan menyisakan uang, tapi mengalokasikan uang untuk masa depan.
4. Usia SD akhir. Di usia ini, Anda sudah harus lebih tegas mengenai uang saku. Tidak ada uang tambahan selain uang saku yang telah diberikan. Berikan pengertian bahwa ia harus bertanggung jawab penuh dengan uang sakunya, dan sama sekali tidak bisa meminta uang saku tambahan jika uang sakunya sudah habis padahal masih ada jajanan lain yang diinginkannya. Belajar berhitung pengeluaran dan belajar menahan keinginan seharusnya sudah tuntas di usia ini.
5. Usia SMP. Memasuki jenjang SMP, semakin beragam kebutuhan anak. Dan biasanya anak juga sudah mulai sekolah agak jauh dari rumah. Anak seusia ini sudah bisa diberikan uang saku. Karena di usia ini, terkadang sudah memiliki kebutuhan yang munculnya. Seperti jalan-jalan dengan teman di akhir pekan, atau membeli sendiri pertengkapan sekolah yang dibutuhkannya.
Pemberian uang saku pekanan juga akan memberikannya pengalaman baru yang sangat berharga mengenai menahan keinginan untuk belanja. Walaupun ia memegang sejumlah uang yang cukup besar di awal pekan, tapi ia harus bersabar karena uang tersebut tidak boleh habis sebelum akhir pekan.
Di usia ini juga sudah mulai bisa dikenalkan dengan proses mencari uang, bukan hanya membelanjakan uang. Mulai kenalkan ia dalam kegiatan orang tua yang berhubungan dengan mencari nafkah. Seperti memperkenatkan dengan kegiatan di kantor, mengajaknya ke pasar, dan sebagainya. Anggap saja sebagai mempraktekan ilmu ekonomi yang sudah mulai dipetajarinya di bangku SMP.

Celengan untuk anak usia ini mungkin sudah tidak cocok tagi, mulai kenalkan ia dengan bank. Temani anak untuk membuka rekening tabungan atas namanya sendiri di bank.
6. Usia SMA. Uang saku pada tahap ini bisa ditingkatkan menjadi bulanan, bukan lagi pekanan. Anak sudah bisa mulai diberikan tanggung jawab yang lebih besar dalam mengelola uangnya sendiri. Dengan memberikannya uang saku bulanan, anak akan punya pengalaman mengelola uang yang lebih luas dan akan sangat bermanfaat pada saat ia menerima gaji bulanannya sendiri.
Di tahap ini, jangan halangi jika anak memiliki ketertarikan pada suatu usaha tertentu. Mungkin ia merasa ada peluang berdagang di bukan puasa. Atau ia merasa memiliki keahlian yang bisa dimanfaatkannya. Silakan saja, jangan juga batasi dengan keuntungan atau apapun. Biarkan saja ia menimba pengalamannya sendiri.
Pustaka
Cash Flow for Women

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Contoh Perdagangan Valuta Asing

Contoh Perdagangan Valuta Asing


Perdagangan antarnegara melahirkan kebutuhan akan valuta asing yang sering disebut dengan istilah devisa. Mengapa demikian? Karena perusahaan eksportir yang mengekspor produk ke luar negeri memerlukan dana dalam mata uang lokal yang digunakan untuk modal kerja sehari-hari. Oleh karena itu, bagi eksportir apabila dibayar dengan mata uang negara lain (dalam hal ini, valuta asing) maka is harus menukarkan valuta asing itu dengan mata uang lokal. Transaksi jual-beli dua mata uang yang berbeda inilah yang kemudian melahirkan adanya perdagangan valuta asing atau sering disebut sebagai forex trading (forex = foreign exchange = valuta asing).
Berikut ini contoh tentang bagaimana transaksi perdagangan valuta asing dapat terjadi. Misalkan PT Arun Ngl salah satu perusahaan yang mengeksplorasi gas bumi cair terbesar di Indonesia, mengekspor LNG ke Jepang dengan syarat pembayaran yang ditentukan dengan menggunakan mata uang dari salah satu negara tersebut. Oleh karena itu, ada masalah yang terjadi balk di negara eksportir atau di negara importir. Hal itu terjadi karena di Indonesia PT Arun Ngl harus membayar biaya eksplorasi dan karyawan di Indonesia dalam mata uang rupiah (IDR), sedangkan di Jepang konsumen pengguna LNG membayar importir dalam mata uang Yen (JPY) —mata uang Yen merupakan alat pembayaran yang sah di Jepang. Dari kasus ini sekarang hanya ada dua kemungkinan untuk menyelesaikan transaksi ekspor-impor, yaitu apakah PT Arun Ngl menagih importir Jepang dalam mata uang JPY atau dalam IDR?
a. Jika PT Arun Ngl menagih dalam IDR, importir di Jepang harus menjual JPY yang dimiliki untuk membeli IDR di pasar valuta asing.
b. Jika PT Arun Ngl menagih dalam JPY, maka PT Arun Ngl harus menjual JPY hasil pembayaran ekspor LNG untuk mendapatkan IDR, untuk membayar biaya-biaya produksi di Indonesia.

Dari kasus itu terlihat bahwa dalam mata uang apa pun yang menjadi syarat pembayaran terhadap transaksi ekspor-impor, salah satu atau kedua belah pihak harus berhubungan dengan pasar valuta asing untuk menjual JPY guns mendapatkan IDR. Untuk memenuhi kebutuhan transaksi ini di pasar, harus ada pihak yang menawarkan JPY dan harus ada pihak yang meminta IDR. Kebutuhan akan JPY datang dari importir di Indonesia yang merigimpor barang dari Jepang. Demikian juga situasi yang sama dihadapi oleh importir di Jepang yang mengimpor barang dari Indonesia. Baik importir di Jepang maupun eksportir di Indonesia harus menjual JPY dan membeli IDR. Akibat dari perdagangan ini terjadilah transaksi pertukaran dua valuta di pasar valuta asing. Transaksi pasar valuta asing antara dua negara dapat saja terjadi atau ditransaksikan dengan menggunakan mata uang negara ketiga. Hal ini terjadi apabila syarat pembayaran yang disepakati menggunakan mata uang yang bukan milik masing-masing negara yang bertransaksi (biasanya karena mata uang negara-negara itu bukan mata uang yang keras atau hard currency). Misalnya dalam kasus ekspor LNG, PT Arun Ngl mensyaratkan pembayaran dalam USD. Dalam hal ini yang terjadi selanjutnya, importir di Jepang harus menjual JPY untuk membeli USD untuk membayar PT Arun Ngl. Selain itu, PT Arun Ngl harus menjual USD untuk memperoleh IDR guna membayar biaya-biaya produksi di Indonesia. Dad contoh transaksi ini dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional atau perdagangan antarnegara menimbulkan terjadi perdagangan valuta asing.
Pustaka
Manaj.Aktiva Pasiva Bank Devisa Oleh Boy Leon & Sony Ericson

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Teori Kerja sama Perdagangan Internasional

Teori Kerja sama Perdagangan Internasional

Satu perdebatan utama dalam kerja sama perdagangan internasional berkisar pada pertanyaan apakah suatu negara sebaiknya mengikuti kebijakan perdagangan bebas ataukah proteksionis. Suatu negara secara teoritis dapat memilih kebijakan perdagangan “laissez faire” sedemikian rupa sehingga tukar-menukar komoditi antar negara sama sekali tidak terhambat. Kondisi ini dikenal dengan perdagangan bebas (free trade). Atau, negara tersebut menciptakan segala macam aturan yang mematikan semua insentif untuk melakukan perdagangan antar negara. Ini disebut dengan kondisi autarki (autarky). Tetapi, dalam prakteknya tidak ada negara di dunia yang menempuh kebijakan-kebijakan ekstrem tersebut. Kebijakan yang mereka pilih berada dalam spektrum di antara keduanya. Dalam spektrum tersebut, langkah-langkah yang ditempuh suatu negara menuju kondisi perdagangan bebas disebut dengan liberalisasi perdagangan. Upaya proteksionis sebaliknya merujuk pada langlcah-langkah suatu negara untuk melindungi usaha domestik dari tekanan persaingan internasional. Argumen-argumen yang diusung baik oleh pendukung kebijakan perdagangan bebas maupun proteksionis dapat ditemukan dalam teori perdagangan. Pendukung kebijakan perdagangan bebas menekankan temuan (premise) teori bahwa perdagangan bebas akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan karenanya menaikkan kesejahteraan nasional. Pendukung kebijakan proteksionis mengedepankan temuan lain yang menyatakan bahwa meski sebagian kelompok masyarakat memetik keuntungan dari perdagangan bebas, sebagian lain bisa menderita kerugian. Jumlah mereka yang merugi mungkin signifikan”. Pendukung kebijakan proteksionis juga menyuarakan temuan teori bahwa kebijakan proteksionis pada kondisi tertentu bisa mendatangkan keuntungan bagi negara”.
Perdebatan pro dan kontra perdagangan bebas ini tampaknya belum akan segera berakhir. Hanya saja, momentum liberalisasi perdagangan akhir-akhir ini bertambah kuat. Kisah sukses ekonomi China yang membuka diri terhadap ekonomi (perdagangan) dunia sejak akhir tahun 1970-an, bergabung dalam kerja sama liberalisasi perdagangan multilateral WTO di tahun 2001, serta aktif dalam sejumlah kerja sama liberalisasi perdagangan bilateral dan regional membuka mata banyak negara di dunia akan besarnya manfaat yang bisa dipetik dari perdagangan bebas.
Pengalaman China merupakan contoh nyata bagaimana suatu negara pada dasarnya dapat melakukan upaya liberalisasi perdagangan secara unilateral atau pun melalui kerja sama plurilateral (bilateral, regional, dan multilateral). Namun upaya liberalisasi perdagangan secara unilateral dalam banyak hal kurang mampu mendatangkan hasil yang diharapkan. It takes two to tango. Kecuali jika negara mitra dagang melakukan langkah liberalisasi yang sama, langkah liberalisasi secara unilateral ini rentan “dimanfaatkan” oleh negara mitra dagang yang proteksionis atas beban kerugian negara yang melakukan liberalisasi15. Perang dagang sangat rnungkin muncul bila pihak yang dirugikan berupaya menekan kerugian dengan melakukan langkah proteksionis balasan. Hasil akhir sub-optimal bagi kedua belah pihak menjadi ujung dari perang dagang. Dari sini muncul pemikiran negara-negara untuk menjalin kerja sama perdagangan antar negara guna meraih hasil yang lebih optimal. Negara-negara tersebut sepakat untuk melakukan upaya liberalisasi perdagangan secara bersama-sama (plurilateral), non-diskriminatif, dan timbal balik (resiprokal).
WTO dengan keanggotaan lebih dari 140 negara dewasa ini merupakan bentuk kerja sama liberalisasi perdagangan dalam tataran multilateral, bersifat non-diskriminasi, dan resiprokal. Namun, oleh beberapa sebab yang akan dijelaskan pada bab lain dalam buku ini, upaya liberalisasi perdagangan di bawah payung WTO hingga kini berjalan lamban. Sebagian sebagai reaksi atas perkembangan ini, kerja sama liberalisasi perdagangan secara bilateral dan regional dalam beberapa tahun terakhir bermunculan seperti jamur di musim hujan. Isu kritis dalam hal ini sekarang adalah apakah kerja sama-kerja sama perdagangan bilateral dan regional dimaksud akan menjadi penghambat (stumbling block) atau justru sebaliknya pendorong (building block) bagi terciptanya perdagangan bebas dunia seperti yang dicita-citakan dari pembentukan WTO.
Perlu dicatat di sini bahwa kerja sama liberalisasi perdagangan tidal( hanya menyangkut komoditi barang (goods) saja. Kontribusi perdagangan komoditi jasa (services) dalam perdagangan dunia dari waktu ke waktu semakin besar. Peran dan kontribusinya ke depan diyakini semakin strategis sciring dengan kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi dunia. Liberalisasi perdagangan jasa juga semakin intensif diupayakan di berbagai forum kerja sama perdagangan. Namun, perdagangan jasa dan agenda-agenda liberalisasi dalam bidang ini lebih didominasi hingga kini oleh kepentingan negara-negara maju. Negara-negara berkembang umumnya masih menjadi obyek atau pengikut (follower). Bila tidak ingin semakin tertinggal, negara-negara berkembang harus segera berbenah17.
Bab ini disusun sebagai landasan teori untuk memahami kerja sama perdagangan internasional. Tiga pertanyaan utama membantu kita dalam membangun pemahaman dimaksud, yakni (i) mengapa perdagangan internasional terjadi antar negara, (ii) mengapa dan bagaimana negara yang terlibat dalam perdagangan internasional bekerja sama dengan negara lain, dan (iii) hal-hal teknis apa yang terkait atau pun diperlukan dalam mendukung efektivitas kerja sama perdagangan. Selain menjawab ketiga pertanyaan utama tersebut, secara eksplisit maupun implisit, sepanjang bab ini juga dikembangkan argumenargumen baik yang mendukung kebijakan perdagangan bebas maupun proteksionis seperti tersebut sebelumnya.

Bab landasan teori kerja sama perdagangan internasional ini akan dibagi dalam enam bagian. Setelah bagian pendahuluan, bagian kedua mengupas tentang prinsip-prinsip dasar perdagangan internasional, khususnya alasan-alasan mengapa negara terlibat dalam perdagangan internasional. Dua teori klasik perdagangan, yakni teori keunggulan komparatif (comparative advantage) Ricardo dan teori faktor-proporsi (factor-proportion) Heckscher-Ohlin, menjadi perhatian utama kita. Bagian ketiga diarahkan untuk mengulas dampak kesejahteraan (welfare effect) dari penerapan instrumen kebijakan yang ditempuh pemerintah suatu negara di bidang perdagangan internasional. Analisa partial equilibrium menjadi pendekatan utama. Di sini kita bisa melihat bahwa langkah proteksionis yang diambil oleh pemerintah suatu negara, misalnya dalam bentuk pengenaan tarif impor, tidak selamanya merugikan negara tersebut.
Bagian keempat mengantarkan kita pada pendalaman tentang kerja sama perdagangan itu sendiri. Dengan pendckatan game theory sederhana akan dijelaskan mengapa kerja sama perdagangan internasional dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar bagi negaranegara yang terlibat daripada pilihan melakukan perang dagang. Di sini juga akan dibahas sejumlah prinsip dasar yang terkait atau pun diperlukan dalam mendukung efektivitas kerja sama perdagangan. Bagian kelima bab ini menyoroti Teori Diamond yang dikembangkan oleh Michael E. Porter (1998) untuk memahami mengapa (perusahaanperusahaan) suatu negara mempunyai daya kompetisi yang lebih baik daripada negara lain’s. Pemahaman tentang teori ini, misalnya, membantu kita untuk mengevaluasi keunggulan dan kerugian kompetitif yang dipunyai perusahaan-perusahaan Indonesia, serta merumuskan strategi apa saja yang diperlukan untuk memperbaiki daya kompetisi tersebut. Bagian keenam dan terakhir dikhususkan untuk ulasan tentang perdagangan jasa dan upaya liberalisasi dalam bidang ini.
Pustaka
Kerja sama perdagangan internasional: peluang dan tantangan bagi Indonesia
Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles P. R.. Joseph

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Investasi properti dengan modal terkecil

Investasi properti dengan modal terkecil

Investasi properti dapat dikatakan sebagai investasi dengan modal terkecil karena nilai starting money (modal awal) tidak sebesar investasi pada sektor lainnya, misalnya franchaise. Dengan modal Rp 50 juta seseorang sudah bisa berinvestasi pada bidang properti seperti pada perumahan tipe sederhana ataupun pada kaveling-kaveling siap bangun. Bahkan dengan membeli secara kredit atau mengangsur, di kota besar seperti Semarang masih ada jenis-jenis perumahan yang ditawarkan dengan uang muka yang ringan dan biaya angsuran yang sangat ringan, sekitar Rp 400.000,00 per bulannya.
Hal yang perlu diingat adalah uang tidak berfungsi sebagai suatu patokan. Uang hanyalah alat, daya ungkit, atau modal, tidak peduli berapa pun besarnya. Kemampuan untuk berpikir dan berinvestasi secara tepat merupakan hal yang paling mendasar yang perlu dimiliki oleh seorang investor, terutama pada bidang properti. Hal ini juga disebut sebagai kemampuan untuk membidik sasaran.
Kasus berikut disajikan agar mudah dipahami. Ada seseorang yang telah bebas secara financial karena penghasilan pasifnya saat ini telah berhasil menutupi pengeluarannya. Ia baru saja mendapatkan transaksi yang sangat menguntungkan, yaitu penawaran dari sebuah properti di daerah perumahan berharga sangat murah, sekitar Rp 70 juta untuk bangunan seluas 100 m2. Namun, tidak seorang pun mau melirik properti tersebut. Kondisi bangunannya sudah sangat memprihatinkan, tampilannya tidak menarik, dan ruang di dalamnya terasa sangat panas karena kesalahan pengaturan tata letak ruang. Ia pun memperbaiki kondisi bangunan melalui jasa seorang arsitek. Ia juga mengubah penataan ruang dalam atau interior. Setelah melakukan pengamatan lokasi, arsitek tersebut mengatakan bahwa hanya dengan membuka seperempat bagian dari ruang keluarga menjadi taman terbuka maka masalah penghawaan ruang pada properti tersebut dapat diatasi. Sementara biaya renovasi yang diperlukan hanya sebesar Rp 7,5 juta atau 10% dari harga penawaran saat itu. Biaya tersebut sudah termasuk dengan biaya untuk mengubah tampilan depan bangunan. Dengan menggunakan pinjaman dari bank sebesar Rp 17,5 juta, orang tersebut berhasil mendapatkan properti tersebut hanya dengan membayar uang muka sebesar Rp 10 juta yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Sisa pinjaman Rp 7,5 juta digunakan untuk biaya renovasi.
Dalam jangka waktu sebulan setelah bangunan direnovasi, orang tersebut berhasil mendapatkan penawaran dari tiga orang dengan harga tertinggi Rp 150 juta. Namun, properti tersebut tidak jadi dijualnya, melainkan hanya disewakan dengan harga Rp 15 juta per tahun untuk masa sewa selama lima tahun dengan pembayaran di muka. Dengan uang Rp 75 juta dari hasil sewa maka orang tersebut dapat melunasi pembelian rumah pada akhir tahun sebesar Rp 65 juta. Sisanya sebesar Rp 10 juta dibayarkan ke bank. Dengan demikian, hutangnya di bank hanya tersisa Rp 7,5 juta dan diperoleh sebuah properti senilai Rp 150 juta pada tahun tersebut. Tentu saja setelah habis masa disewakan selama lima tahun mendatang, bangunan tersebut dapat dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi lagi. Hal inilah yang merupakan kemampuan membidik sasaran. Semuanya dilakukan bukan dengan modal uang tunai miliknya sendiri.
Referensi
Kiat Praktis Jual Beli Properti Oleh Andie Wicaksono

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CGI dan Dilema Hutang Luar Negeri

CGI dan Dilema Hutang Luar Negeri

Minggu-minggu terakhir kembali kita diributkan dengan pembahasan mengenai masalah sidang CGI yang akan dilaksanakan pada minggu ini di Paris Perancis. Setiap tahun debat masalah hutang luar negeri selalu muncul pada saat menjelang sidang CGI yang pada dasarnya dikaitkan dengan perhatian dan terutama keberatan masyarakat yang diwakili oleh LSM terhadap kebijakan hutang luar negeri yang tidak pernah absen selama Orde Baru berlangsung dan terus berlanjut hingga pemerintah transisi ini. Tulisan ini mencoba mengupas masalah hutang luar negeri terutama dikaitkan dengan dilema kehadiran dan fungsinya ditengah perekonomian Indonesia yang telah dua tahun terlanda krisis. Krisis ekonomi sendiri memberikan bobot yang sangat berbeda terhadap kehadiran hutang luar ini karena selama dua tahun terakhir terjadi penambahan hutang luar negeri oleh pemerintah yang sangat signifikan akibat diterimanya paket pinjaman IMF sebesar US $ 43 milyar. Posisi hutang luar negeri sebelum krisis sekitar US $ 110 miliar melonjak menjadi US $ 152 miliar pada maret 1999. Krisis ekonomi juga menyebabkan terjadinya pengalihan hutang privat ke publik akibat program restrukturisasi perbankan yang rumit dan dengan biaya yang makin membengkak hingga diperkirakan mencapai sekitar Rp 550 triliun.
Berbeda dengan keberatan-keberatan masa sebelum krisis, keberatan terhadap hutang luar dan diadakannya sidang CGI tahun ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa pemerintah transisi saat sidang dilaksanakan (26-27 Juli 1999) dalam posisi yang bisa dikatakan tidak memiliki otoritas yang diterima rakyat akibat hasil pemilihan umum yang masih menggantung. Keberatan masyarakat juga menjadi makin berarti penting terutama dikaitkan dengan berbagai bukti yang masih sangat segar dalam ingatan selama kampanya pemilu terbukti terjadi penyelewengan penggunaan dana JPS yang didanai oleh hutang luar negeri. Kedua hal ini paling tidak memberikan bobot politis yang sangat nyata bagi perlunya ditinjau kembali kebijakan pemerintah dalam menggunakan dana luar negeri sebagai sumber pendanaan defisit anggarannya.
Terlepas dari aspek politis diatas, persoalan hutang luar negeri Indonesia dari aspek ekonomis sama sekali juga tidak sederhana. Bahkan prediksi dampak krisis terhadap hutang luar negeri kita dan implikasinya terhadap perekonomian menampakkan gambaran yang suram. Krisis ekonomi yang ditandai oleh perubahan yang sangat drastis dari nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing memberikan dampak yang sangat dahsyat bagi hutang luar negeri Indonesia balk hutang swasta maupun pemerintah. Kondisi ini diper-buruk dengan kenyataan bahwa banyak hutang tersebut digunakan untuk mem-biayai proyek yang berorientasi domestik (non tradable) seperti infrastruktur, properti, dan juga manufaktur berorientasi pasar domestik yang mengandalkan pada penerimaan rupiah sehingga menyebabkan tidak seimbangnya pene-rimaan dengan kewajiban pembayaran bunga dan cicilan luar negeri. Tingkat keparahan juga ditambah dengan praktek mark-up yang menyebabkan meng-gelembungnya hutang luar negeri secara berlebihan seperti ditunjukkan dengan berbagai kasus yang terbongkar akhir-akhir ini untuk proyek infrastruktur seperti listrik, jalan tol, maupun proyek lainnya.
Nampaknya krisis hutang luar negeri bagi Indonesia seperti yang dialami oleh negara-negara Amerika Latin periode 80an sukar dihindarkan. Tandatanda menuju terjadinya krisis hutang luar negeri begitu nyata. Pertama, krisis yang terjadi dikawasan Asia sejak tahun 1997 menyebabkan terjadinya penghentian secara mendadak arus modal dari luar negeri yang selama ini menjadi andalan menutup defisit transaksi berjalan ke negara terkena krisis. Bahkan untuk Indonesia selain terhentinya sumber dana luar negeri , juga terjadi arus modal keluar akibat krisis politik yang menyebabkan kolapsnya keseimbangan neraca pembayaran yang makin memperburuk pelemahan (depresiasi) Rupiah.
Depresiasi Rupiah yang mencapai lebih dari 80% menyebabkan ke-seluruhan perhitungan keseimbangan perekonomian terhadap kewajiban luar negeri menjadi tidak seimbang. Hal ini ditunjukkan balk oleh rasio Hutang luar negeri terhadap PDB yang melonjak hingga mencapai sekitar 135%, Rasio hutang luar negeri terhadap ekspor sebesar mendekati 300%, dan DSR yang mendekati 60% atau dua kali lipat diandingkan sebelum krisis. Indikator diatas nampak mirip dengan kondisi negara-negara Amerika Latin pada awal dan pertengahan 1980an pada saat krisis hutang luar negeri melanda kawasan
tersebut. Dengan kemiripan tersebut apakah yang mungkin terjadi bagi perekonomian kita, apakah akan mengikuti jejak negara Amerika Latin dalam bentuk terjadinya hiperinflasi dan menyebabkan ‘hilangnya’ kawasan itu dalam percaturan ekonomi global atau apa yang disebut sebagai lost decade?
Reaksi penyesuaian dari negara-negara terkena krisis hutang luar negeri yang juga menerima masuknya paket IMF seperti yang terjadi dengan Meksiko, Argentina, Brazil, dll pada dasarnya akan berfokus pada pengem-balian keseimbangan eksternal (neraca pembayaran) dengan segala dampak strukturalnya. Pertama pada sisi transaksi berjalan kebijakasanaan mendorong ekspor dan mengurangi permintaan impor merupakan bagian terpenting. Secara teoritis depresiasi Rupiah yang tajam akan mendorong ekspor dan mengalihkan kegiatan pada aktivitas non-tradable (orientasi domestik) ke aktivitas tradable (orientasi ekspor). Masalahnya ekspor kita kinerjanya sangat tidak menggembirakan bahkan dibandingkan periode sebelum krisis. Hal ini menunjukkan berbagai kombinasi baik pada tingkat harga internasional komoditi yang melemah, maupun yang terutama akibat kondisi domestik yang sangat parah baik menyakut rusaknya perbankan yang merembet pada ketidakmampuan mengimpor bahan baku, serta masalah keamanan yang buruk. Rusaknya sektor perbankan juga diesbabkan terjadinya pergesaran harga relatif akibat merosotnya Rupiah. Surplus neraca perdagangan semakin menipis dan jelas tidak mampu bertahan bila kegiatan impor akan kembali normal atau mendekati pulih.
Terhentinya arus modal (hutang) barn terutama pada sektor swasta mem-perparah kemampuan mengurangi dampak krisis bahkan semakin memper-buruk situasi swasta dan perekonomian secara umum. Kondisi ini akan mem-berikan tekanan yang sangat serius pada budget pemerintah. Penerimaan pemerintah akan mengalami kontraksi akibat mtinya kegiatan sektor swasta, sementara sisi pengeluaran akan semakin membengkak akibat melonjaknya kewajiban hutang luar negerinya mencapai Rp 45 triliun pada 1999/2000 (dengan asumsi kurs Rp 7500). Lonjakan pengeluaran pemerintah juga diakibatkan pembiayaan restrukturisasi bank yang mencapai lebih dari Rp 34 triliun, lonjakan subsidi, maupun kebutuhan mengurangi dampak krisis melalui dana JPS untuk tahun fiskal 1999/2000.
Defisit budget menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan yang dampaknya terhadap perekonomian domestik akan sangat tergantung pada cara pem-biayaan maupun ekspektasi buruk masyarakat yang menjadi kenyataan. Pada kasus Amerika Latin merosotnya kondisi fiskal pemerintah menyebabkan kekhawatiran (ekspektasi) terhadap inflasi masa depan yang melonjak, yang menyebabkan meningkatnya suku bunga yang justru makin memperburuk kewajiban hutang pemerintah (terutama akibat penerbitan obligasi doemstik untuk pembiayaan restrukturisasi bank). Belum lagi ditambah kenyataan bahwa pemerintah juga menjadi penjamin atau bahkan ikut menalangi hutang swasta dan BUMN seperti yang terjadi pada kasus PLN maupun kasus proyek swasta yang disita melalui perbankan yang diambilalih pemerintah seperti Chandra Asri. Situasi tersebut menyebabkan inflasi tinggi berubah menjadi kenyataan yang tidak terhindarkan yang kembali menyebabkan penurunan suku bunga menjadi tidak mudah dilakukan.
Kondisi negara yang semakin terpuruk menyebabkan uluran dana dari luar negeri baik melalui publik maupun terutama swasta menjadi semakin sukar diharapkan. Sementara itu tekanan politik dalam negeri yang menghendaki peranan pemerintah justru semakin meningkat dalam rangka menanggulangi krisis terutama dalam bentuk program-program populis menjadi makin mengeras. Sukar bagi pemerintah Indonesia hasil pemilu untuk mendisiplinkan ekspektasi masyarakat dan partai politik (lawan) terutama dengan hasil pemilu yang memberikan kemenangan tipis parpol tertentu. Kompleksitas dan tekanan pada fiskal yang bertubi-tubi sering menyebabkan pemerintah mengambil jalan ‘mudah’ dengan tetap melakukan defisit anggaran melalui pembiayaan dalam negeri yaitu melalui pencetakan uang yang semakin memperparah inflasi.
Indonesia harus mampu memutus siklus pemburukan ekonomi yang berasal dari defisit anggaran pemerintah yang kronis yang menjadi malapetaka perekonomian dalam bentuk hiperinflasi. Dari sisi ini kehadiran CGI menjadi sangat relevan dan sangat penting. Kesediaan negara-negara pemberi hutang untuk membiayai defisit anggaran pemerintah dalam situasi saat ini menjadi setidaknya salah satu pencegah terjebaknya Indonesia pada situasi hiperinflasi. Namun demikian beban hutang luar negeri yang sudah sangat berat menjadi patut untuk dipertimbangkan terutama dikaitkan dengan sensitivitas masyrakat terhadap kehadiran hutang luar negeri dan penyelewengan penggunaan di masa lalu. Akumulasi hutang yang menumpuk menyebabkan tidak mampunya perekonomian bergerak, rawan resiko, dan menimbulkan disinsentif bagi pengelola ekonomi untuk mencapai kinerja baik akibat terlalu besarnya transfer keluar untuk memenuhi kewajiban hutang luar negeri.
Berbagai upaya untuk mengelola hutang luar negeri agar menguntungkan kedua belah pihak(pemberi hutang dan peminjam dalam hal ini Indonesia) menjadi perlu dilakukan. Selama ini pemerintah Indonesia sangat anti mem-bicarakan kemungkinan dilakukannya penjadwalan hutang luar negeri pe-merintah bahkan kalau perlu penjajagan dilakukannya penghapusan hutang luar negerinya. Ketakutan yang muncul dari pihak pemerintah adalah hilangnya kepercayaan luar negeri dan ditutupnya kran modal internasional terhadap Indonesia. Dalam studi oleh Linden & Morton, serta Eichengreen ditunjukkan bahwa ketakutan semacam itu tidak terjadi, artinya pihak kreditur tidak akan menutup akses modal apalagi bagi negara Indonesia yang selama ini selalu menunjukkan niat baiknya dalam memenuhi kewajiban luar negerinya (good boy).
Alasan yang lebih mendasar untuk tidak dijajakinya penghapusan hutang luar negeri pemerintah adalah adanya kepercayaan para kreditur bahwa pe-merintah yang diberi penghapusan sebagian hutang tidak akan memanfaatkan peluang tersebut untuk benar-benar memperbaiki pengelolaan ekonominya. Justru yang terjadi fasilitas penghapusan ini menyebabkan pemerintah lupa diri dan terlena dan tidak termotifasi untuk melakukan perbaikan struktural (moral hazard) Jangan lupa pengaruh politik yang masih bergejolak juga merupakan faktor penting bagi pemerintah untuk melakukan pekerjaan yang sukar. Ketidakstabilan politik dan pergantian kekuasaan yang terus menerus terjadi secara cepat antara pihak sipil dan militer seperti yang terjadi di Amerika Latin menjadi faktor penentu terpenting memburuknya defisit anggaran pemerintah. Hutang luar negeri yang sangat besar yang menggantung akan menyebabkan terhambatnya penyesuaian ekonomi dan menciptkan hambatan politis serius terhadap kelangsungan reformasi ekonomi (Sachs).
Dengan demikian adalah sangat penting untuk pemerintah meninjau kembali kebijakan hutang luar negerinya, dengan penekanan pada upaya men-jaga affordability dan sustainability proses pembangunan ekonomi melalui upaya mengurangi peranan hutang pada masa mendatang. Rasanya tidak ber-lebihan menyatakan bahwa keberhasilan Indonesia keluar dari krisis secara sustainable selain ditentukan perbaikan struktural dalam institusi ekonomi juga akan sangat ditentukan oleh kemampuan memanaje hutang-hutang yang telah diwariskan secara menumpuk oleh pemerintah dan pelaku ekonomi selama Orde Baru. lnilah batu ujian pertama dan terpenting bagi pemerintah bane yang akan terlihat pada struktur anggaran pemerintah tahun 2000/2001 dan seterusnya.

Pustaka

Bundling: PEMIKIRAN DAN PERMASALAHAN EKONOMI DI INDONESIA - Sri Mulyani Indrawati - Jakarta, 25 Juli 1999.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Teknologi chip pada kartu ATM untuk keamana

Teknologi chip pada kartu ATM untuk keamana


Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 7/60 yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Bank Indonesia No 7/52/2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, BI mewajibkan penggunaan teknologi chip pada kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit yang diterbitkan mulai 1 September 2006, baik untuk pemegang kartu baru ataupun untuk penggantian kartu lama (renewal). Adapun penggantian kartu lama wajib dilakukan paling lambat 31 Desember 2008.
Pihak BI berharap dengan penggunaan chip keamanan kartu akan semakin terjaga mengingat jenis teknologi yang dipasang pada kartu ini memuat sejumlah aplikasi dan pengamanan. Meskipun tingkat kecurangan terutama pada kartu debet dan ATM masih sedikit, BI mengkhawatirkan adanya migrasi kejahatan kartu dari negara lain ke Indonesia. Tingkat pengamanan kartu pembayaran yang beredar kini memang sangat lemah. Teknologi magnetic stripe (seperti kebanyakan pada kartu-kartu selama ini) terbukti mudah dipalsukan dan datanya mudah dicuri pihak lain. Adapun teknologi chip memiliki tingkat pengamanan yang berlapis. Salah satu pengamannya berbasis kriptogram. Singkatnya, untuk saat ini mustahil kartu berbasis chip dipalsukan.
Salah satu inspirasi aturan ini adalah keberhasilan bank sentral Malaysia menurunkan secara drastis kecurangan (fraud) pada kartu dengan menggunakan teknologi chip. Sebelum aturan chip diberlakukan di Malaysia, tingkat kecurangan sangat tinggi, tidak hanya terhadap kartu kredit, tetapi juga kartu debet dan ATM.
Selain memberikan dampak berat bagi perbankan, sejumlah ketentuan dalam peraturan BI dan surat edaran yang terkait kartu pembayaran juga dinilai agak rancu. Misalnya, BI hanya berbicara tentang kewajiban pemasangan chip pada kartu, sementara standar kartunya tidak dijelaskan. Artinya, kartu yang diterbitkan bisa raja tidak mengikuti standar internasional sepanjang mengandung chip. Padahal, akan lebih balk jika kartu yang diterbitkan mengikuti standar Europe Mastercard Visa (EMV) yang merupakan standar internasional. Dengan demikian, kartu dari Indonesia bisa digunakan di negara-negara lain.
Selain itu, BI juga tidak menjelaskan secara eksplisit tentang kewajiban memasang “card reader” baru pada terminal ATM dan EDC agar sinkron dengan kartu chip. Kartu chip tentu tak akan terpakai jika tak ada terminal yang bisa mengaksesnya. Kondisi ini tentu akan membingungkan kalangan perbankan.
Pustaka
Tips ATM Anti Bobol Oleh R. Toto Sugiharto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Kartu Kredit

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Kartu Kredit


Dengan semakin gencarnya promosi yang dilakukan sektor perbankan untuk menjual produk perbankan, khususnya kartu kredit maka Anda sebagai individu dalam masyarakat harus secara cermat memilih dan menentukan kartu kredit yang seperti apa yang diinginkan.
1. Bank Penerbit Kartu Kredit
Dalam memilih kartu kredit, perlu dicermati bagaimana mendapatkan kartu kredit yang sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan keuangan Anda. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah : Apakah kartu kredit tersebut membebani pemegang kartu dengan berbagai fee? Misalnya fee tahunan atau annual fee (semua kartu kredit mengenakannya), fee penerimaan pemohon kartu, besarnya fee keterlambatan, atau fee pemutusan menjadi pemegang kartu kredit serta fee kelebihan batas kredit dan lainlain.

Dalam memilih bank penerbit kartu kredit, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan.
Pertama, apakah bank penerbit kartu kredit tersebut cukup kredibel? Misalnya apakah bank tersebut sudah lama menerbitkan kartu kredit. Hal ini menyangkut kerapian administrasi transaksi. Dalam banyak kasus, bank hanya mengejar target pemegang kartu sehingga memberi kemudahan yang berlebihan pada awalnya, tetapi belakangan hari kemudahan itu hilang. Pilihlah bank penerbit kartu kredit yang berpengalaman.
Kedua, apakah kartu kredit Anda bisa diterima di banyak tempat (merchant)? Termasuk jika Anda ke luar negeri. Ketiga, apakah iuran tahunan yang dikenakan murah atau mahal. Namun, belum tentu juga bank yang membebaskan iuran tahunan pada tahun pertama akan Iebih murah di tahun kedua, dan selanjutnya.
Keempat, apakah bank penerbit memberi kemudahan dalam membayar. Misalnya, jika Anda hendak membayar tagihan, apakah Anda harus datang ke bank atau lewat ATM. lni pun perlu diteliti karena setiap Anda membayar lewat ATM pun dikenakan biaya. Tarif pembayaran ini tidak seragam, ada yang Rp 8.000 per pembayara-rclan ada yang Rp 10.000 per pembayaran.
Kelima, apakah kartu kredit Anda dilengkapi asuransi? Pilihlah kartu yang dilengkapi asuransi dan sekaligus kartu diskon.
2. Tingkat Suku Bunga yang Ditawarkan
Tingkat suku bunga bulanan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam memilih kartu kredit. Secara umum kebanyakan institusi penerbit kartu kredit menerapkan bunga variabel di mana sewaktu-waktu dapat berubah. Rata-rata bunga kartu kredit berkisar antara 1.99 3.75 persen per bulan atau 23.88 — 45 persen per tahun. Kebiasaan membayar tagihan kartu kredit juga merupakan aspek penting dalam memilih kartu kredit.

Pernahkah Anda mendapatkan penawaran suku bunga 0 persen dari bank penerbit kartu kredit? Timbullah suatu pertanyaan dalam pikiran Anda. Apakah suku bunga cukup kompetitif atau lebih rendah? Faktor suku bunga menjadi penting bila Anda termasuk orang yang tidak disiplin atau sering lupa membayar tagihan. Selain itu, bukan berarti bank yang mengenakan suku bunga 0 persen Iebih murah bila dibandingkan bank yang memberi suku bunga 3 persen. Berhati-hatilah, sebab bank yang menetapkan suku bunga not tersebut mengharuskan pemegang kartu mengangsur bulanan secara tetap, dan kalau dijumlahkan masih Iebih besar bila membayar dengan sistem bunga. Contohnya, Anda membeli komputer seharga Rp 6 juta. Jika tanpa bunga, Anda akan membayar Rp 500.000 setiap bulan selama setahun.
Faktanya, Anda membayar cicilan lebih besar dari Rp 500.000 tiap bulannya.
Apabila Anda termasuk dalam kelompok masyarakat yang membayar kartu kredit secara mencicil/bulan, maka pertimbangan yang harus diambil adalah dengan mencari kartu kredit yang menawarkan bunga perbulan terendah. Akan tetapi, apabila Anda termasuk kelompok masyarakat yang membayar lunas setiap tagihan bulanan kartu kredit Anda, maka carilah kartu kredit dengan fee tahunan terendah dan memberikan program Iainnya seperti undian, program reward dan frequent flyers dan lain sebagainya.
Bagaimana bunga kartu kredit itu dihitung juga bisa menjadi aspek penentu bagi konsumen untuk memilih kartu kredit yang diinginkan. Dengan tingkat suku bunga yang sama, bila memakai cara perhitungan yang berbeda secara jelas suku bunganya akan berbeda. Kita ambil dua contoh perhitungan pertama, adalah berdasarkan rata-rata keuangan perhari atau average daily balance. Perhitungan bunga ini berdasarkan keadaan keuangan atau balance setiap hari ditambahkan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu bulan itu untuk mendapatkan besarnya bunga.
Kedua, adalah adjusted balance. Cara ini yang sangat balk untuk pemegang kartu kredit karena perhitungan bunga diambil dari jumlah balance setelah dikurangi pembayaran yang telah dilakukan.
Secara ringkas lima aspek penting yang bisa digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan untuk mengambil kartu kredit yang sesuai adalah; pertama, besarnya fee tahunan yang ditagihkan menjadi aspek awal, di mana hampir semua institusi yang mengeluarkan kartu kredit membebani biaya yang hampir sama.
Kedua, adalah aspek suku bunga. Di mana rata-rata suku bunga yang ditawarkan oleh institusi pengelola kartu kredit adalah merupakan suku bunga variable yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Ketiga, adalah kebiasaan membayar kartu kredit juga merupakan aspet penting lainnya. Bila Anda membayar penuh tiap bulan, maka cart kartu kredit dengan grace period yang terpanjang. Sebaliknya, jika Anda membayarnya dengan mencicil tiap bulan maka cari kartu kredit dengan suku bunga yang rendah.
Keempat, aspek penting yang terakhir adalah bagaimana perusahaan pengelola kartu kredit menghitung suku bunga berlaku. Apakah dengan pola average daily balance, adjusted balance. Pastinya masih banyak lagi pertimbangan yang harus Anda ambil, tetapi kelima aspek di atas merupakan aspek penting bagi Anda sebagai individu untuk menentukan kartu kredit yang dipilih.
Pustaka
Tips & Trik Kartu Kredit Oleh Aep S. Hamidin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS